Penjajahan Belanda di Indonesia
Tahun 1596 Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman,
pertama kali
mendarat di Banten. Tahun 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang
VOC
(Verenigde Oost
Indische Compagnie) di Batavia untuk
memperkuat kedudukannya.
VOC mempunyai hak istimewa disebut Octroi. Gubernur Jendral VOC pertama
Pieter Both, kemudian
digantikan J. P. Coen.
VOC ingin menguasai pusat-pusat perdagangan, seperti Batavia,
Banten, Selat
Sunda, Makasar, Maluku, Mataram (Jawa), dan berbagai daerah strategis
lain.
Belanda dapat menguasai Nusantara karena politik kejam mereka
yaitu politik
adu domba. Belanda mengadu domba raja-raja di daerah sehingga
mereka terhasut
dan terjadilah perang saudara dan perebutan tahta kerajaan.
Belanda membantu
pemberontakan dengan meminta imbalan daerah kekuasaan dagang
(monopoli
perdagangan).
Akhir abad ke-18 VOC bangkrut dan dibubarkan tanggal 31
Desember 1799. Indonesia diperintah oleh Kolonial Belanda dengan
gubernur
jendral pertama Daendels yang sangat kejam. Rakyat dipaksa kerja
rodi membuat
jalan sepanjang 1.000 km (dari Anyer–Panarukan), mendirikan
pabrik senjata di
Semarang dan Surabaya juga membangun Pelabuhan Merak. Daendels
digantikan
Jansens yang kemudian dikalahkan Inggris.
Tahun 1816 Indonesia dikembalikan ke Belanda, dengan Van den
Bosch
sebagai gubernur. Ia menerapkan politik tanam paksa. Tujuannya
untuk mengisi
kas Belanda yang kosong.Tanam paksa menyengsarakan rakyat,
selain rakyat
dipaksa menanam 1/5 tanahnya dengan ketentuan Belanda, mereka
juga dipaksa
membayar pajak dan ganti
rugi tanaman.
Nah agar lebih mudah
mempelajari materi tersebut, simaklah video berikut!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar